Bahagia itu Pilihan
Tuesday, March 5, 2013
17
comments
Pada suatu zaman di Tiongkok, hiduplah seorang jenderal
besar yang selalu menang dalam setiap pertempuran.
Karena
itulah, ia dijuluki "Sang Jenderal Penakluk" oleh rakyat.
Suatu ketika, dalam sebuah pertempuran, ia dan pasukannya terdesak oleh pasukan lawan yang berkali lipat lebih banyak. Mereka melarikan diri, namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada saat itu para prajurit Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin menyerah kepada musuh saja.
Suatu ketika, dalam sebuah pertempuran, ia dan pasukannya terdesak oleh pasukan lawan yang berkali lipat lebih banyak. Mereka melarikan diri, namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada saat itu para prajurit Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin menyerah kepada musuh saja.
Sang
Jenderal segera mengambil inisiatif, "Wahai seluruh pasukan, menang-kalah
sudah ditakdirkan oleh dewa-dewa. Kita
akan menanyakan kepada para dewa, apakah hari ini kita harus kalah atau akan
menang." Saya akan melakukan tos
dengan keping keberuntungan ini! Jika sisi gambar yang muncul, kita akan
menang. Jika sisi angka yang muncul, kita
akan kalah! Biarlah dewa-dewa yang menentukan!" seru Sang Jenderal sambil
melemparkan kepingnya untuk tos…
Ternyata
sisi gambar yang muncul! Keadaan itu disambut histeris oleh pasukan Sang
Jenderal, "Hahaha… dewa-dewa di
pihak kita! Kita sudah pasti menang!!!" Dengan semangat membara, bagaikan kesetanan mereka berbalik menggempur
balik pasukan lawan. Akhirnya, mereka benar-benar berhasil menunggang-langgangkan
lawan yang berlipat-lipat
banyaknya.
Pada senja pasca-kemenangan, seorang prajurit berkata kepada Sang Jenderal, "Kemenangan kita telah ditentukan dari langit, dewa-dewa begitu baik terhadap kita." Sang Jenderal menukas, "Apa iya sih?" sembari melemparkan keping keberuntungannya kepada prajurit itu. Si prajurit memeriksa kedua sisi keping itu, dan dia hanya bisa melongo ketika mendapati bahwa ternyata kedua sisinya adalah gambar…
Memang dalam hidup ini ada banyak hal eksternal yang tidak bisa kita ubah; banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan kehendak kita. Namun demikian, pada dasarnya dan pada akhirnya, kita tetap bisa mengubah pikiran atau sisi internal kita sendiri: untuk menjadi bahagia atau menjadi tidak berbahagia.
Jika bahagia atau tidak bahagia diidentikkan dengan nasib baik atau nasibburuk, jadi sebenarnya nasib kita tidaklah ditentukan oleh siapa-siapa, melainkan oleh diri kita sendiri. Ujung-ujungnya, kebahagiaan adalah sebuah pilihan proaktif tuk terus memotivasi.
"The most proactive thing we can do is to 'be happy'," begitu kata Stephen R. Covey dalam buku 7 Habits-nya.
Oleh: Muhammad Yunus
Baca Selengkapnya ....